Demi Memenuhi Kebutuhan akan Vitamin D, Ilmuwan Meningkatkan Kadar Vitamin D pada Tomat Melalui Rekayasa Genetik

Para peneliti melakukan pengeditan gen dengan teknologi CRISPR guna meningkatkan kandungan vitamin D pada tanaman tomat, biofortifikasi pada tanaman

Tomat – Vitamin D merupakan salah satu kebutuhan yang cukup esensial bagi manusia, mengingat bahwa kekurangan vitamin D memiliki keterkaitan dengan peningkatan resiko kanker, penyakit parkinson, depresi, dan demensia. Demi menghindari resiko terjadinya penyakit tersebut serta meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum, salah satu solusi guna memenuhi kebutuhan akan vitamin D adalah melalui konsumsi buah-buahan dan sayuran biofortifikasi -yang telah ditingkatkan kandungan nutrisi di dalamnya melalui program pemuliaan tanaman dan sebagainya-.

Buah tomat yang masih menggantung pada tangkai tanamannya
Buah tomat yang masih menggantung pada tangkai tanamannya(© Pixabay/Katharina N.)

Umumnya kita mengetahui jika paparan sinar matahari adalah salah satu cara untuk meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh manusia. Namun, akan lebih praktis jika untuk memperoleh kebutuhan akan vitamin D ini, dapat dilakukan melalui asupan makanan bukan? Konon, terdapat jenis makanan yang secara alami mengandung vitamin D tetapi kebanyakan berasal dari sumber hewani .

Belakangan ini, terdapat sekelompok peneliti yang baru saja melakukan penelitian terkait pengubahan genetik pada tanaman tomat demi meningkatkan kadar vitamin D yang dihasilkan, yang laporan penelitiannya telah dipublikasikan pada laman web Nature Plants, dengan membuat beberapa perubahan genetik menggunakan teknologi CRISPR, para ilmuwan telah merancang buah tomat yang kaya akan vitamin D.

Upaya Para Peneliti Meningkatkan Kadar Vitamin D pada Tomat

Dilansir dari laman Science Alert, penelitian ini menciptakan buah tomat yang telah direkayasa secara genetik hingga pada bagian daging serta kulit buahnya dapat memiliki kandungan kadar vitamin D yang setara dengan dua butir telur atau 28 gram daging tuna, di mana keduanya saat ini adalah sumber makanan bernutrisi penting yang direkomendasikan.

"Kami telah menunjukkan bahwa kita dapat melakukan biofortifikasi provitamin D3 pada tomat dengan menggunakan pengeditan gen, yang berarti tomat dapat dikembangkan sebagai sumber vitamin D3 berbasis tanaman yang berkelanjutan," kata ahli botani, Cathie Martin yang bekerja di The John Innes Center, sebuah lembaga independent, pusat penelitian tanaman di Inggris.

"Empat puluh persen orang Eropa mengalami kekurangan vitamin D dan begitu juga satu miliar orang di seluruh dunia. Kami tidak hanya menyinggung tentang masalah besar dalam kesehatan, tetapi juga terkait pengembangan sektor produsen, di mana daun tomat yang biasanya terbuang percuma, dapat digunakan sebagai bahan pembuatan suplemen melalui proses edit gen."

Pernyataan tersebut juga dapat dibuktikan, dengan temuan pada tomat yang telah melalui pengeditan gen, pada bagian daunnya mengandung 600 mikrogram provitamin D3 per gram.

Itu 60 kali lebih besar dari asupan harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa. Ketika terkena sinar ultraviolet selama satu jam, provitamin ini mudah diubah menjadi vitamin D3. Baik provitamin dan vitamin memiliki potensi manfaat pada kesehatan.

Penelitian ini membawa pada kemungkinan untuk memanfaatkan tiap bagian tertentu dari tanaman tomat hasil rekayasa genetika dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan vitamin D. Di mana saat ini produk-produk seperti susu, sereal, dan jus jeruk telah diperkaya secara artifisial dengan vitamin D untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat.

Tomat, secara alami telah mengandung beberapa prekursor vitamin D3, yang dikenal sebagai 7-dehydrocholesterol, atau 7-DHC. dengan mematikan gen yang mengkodekan enzim yang memecah 7-DHC, para peneliti memaksa prekursor vitamin D menumpuk di buah mentah dan matang. Prekursor ini kemudian dapat dengan mudah diubah menjadi vitamin D dengan adanya sinar matahari.

"Untuk orang tua yang umumnya mengalami penurunan kadar 7-DHC, mengonsumsi buah yang dibiofortifikasi dengan 7-DHC, mungkin dapat mengatasi kekurangan mereka secara langsung," tulis para penulis.

Berdasarkan hasil penelitian yang menjanjikan ini, para peneliti menyerukan agar tomat dijadikan sebagai pilihan sumber vitamin D3 nabati yang berkelanjutan. Terlebih setelah diketahui jika perubahan genetik tidak menyebabkan perubahan pada pertumbuhan, perkembangan, atau hasil panen buah tomat.

Namun demikian, tomat mungkin bukanlah target terakhir yang dilirik para peneliti, mereka mungkin juga akan melakukan pengujian serupa pada terong, kentang, dan paprika. Setelah diketahui jika ketiganya memiliki prekursor yang mirip dengan vitamin D3, yang dapat diubah dengan cara yang sama agar terakumulasi di tanaman.

"Tomat dengan kandungan provitamin D yang telah diperkaya, hasil produksi kami, menawarkan alternatif sumber nabati guna memenuhi kebutuhan akan vitamin “yang berasal” dari sinar matahari tersebut," kata ilmuwan tanaman Jie Li, yang bekerja di laboratorium Martin sebagai peneliti pascadoktoral.

"Itu adalah berita bagus bagi orang-orang yang mengadopsi pola makan berbasis bahan tumbuhan, vegetarian atau vegan, serta guna mengatasi masalah kekurangan vitamin D yang banyak diderita orang di seluruh dunia." Sambungnya.

Jadi apa kamu termasuk orang yang sering mengkonsumsi tomat? Lumayan juga, bila nantinya tomat dapat digunakan sebagai sumber nutrisi pengganti telur, kandungan nutrisnya sama, namun harganya lebih hemat didompet.

Tertarik pada literatur tentang Biologi, sejarah peradaban kuno dan pop culture Jepang

Posting Komentar

-->