Daerah Relik dan Daerah Agihan

Tahukah kamu tentang daerah relik dan daerah agihan? Simak penjelasan tentang pengertian serta jenis daerah agihan dan daerah relik berikut ini

Tahukah kamu apa itu daerah relik? Atau pernah dengar istilah daerah agihan? Simak pengertian dan masing-masing jenisnya berikut ini.

Daerah Relik

Daerah-daerah ini merupakan daerah yang dihuni oleh jenis-jenis tumbuhan relik, yang dalam istilah fitogeografi diartikan sebagai sisa-sisa flora terdahulu yang masih “tersisa” sedangkan di daerah sekitarnya “hilang”. Adapun dengan demikian daerah relik dapat diartikan merupakan daerah dari sisa-sisa wilayah yang semulanya  sangat luas, yang kemudian menjadi terpencil dan seiring waktu sering menciut.

Untuk menentukan suatu jenis tumbuhan merupakan jenis relik atau bukan dapat dilihat dari kriteria seperti luas areal sebaran, batas-batas sebaran yang biasanya terputus-putus dan sisa-sisa “fosil” tumbuhan sejenis pada daerah sekitar yang menunjukkan bahwa jenis tersebut pernah bertahan hidup namun kini telah tidak ditemukan lagi di daerah tersebut. 

© Pixabay

Contoh dari daerah sebaran tumbuhan relik dapat dilihat pada daerah sebaran tumbuh-tumbuhan Trapa natans pada massa ini daerah sebarannya hanya dapat ditemukan pada daerah Amerika Utara sedangkan tumbuhan sejenis sisa fosilnya juga dapat ditemukan pada daerah Skadinavia dan bagian bumi utara secara umum. Adapaun demikian menunjukkan bahwa tumbuhan Trapa natans pada awalnya memiliki daerah sebaran yang luas pada bagian bumi utara kemudian menyempit hingga hanya tersebar pada daerah Amerika Utara saja.

Dalam banyak kasus, relik yang dalam jangka waktu lama mendiami daerah dengan habitat yang mulai tidak sesuai dengan kriteria hidupnya akan mengalami kehilangan sifat adaptasi dan variasinya sehingga akan menjadi tumbuhan dengan sifat konservatif yang hanya dapat hidup pada daerah tertentu dan bilamana dalam keadaan yang cukup ekstrim sehingga tidak dapat menjaga daerah agihannya tumbuhan tersebut dapat menjadi punah.

Namun bila kemudian keadaan daerah sekitarnya menyediakan kondisi hidup yang sesuai untuk tumbuhan tersebut kembali, maka dengan sendirinya tumbuhan tersebut dapat tumbuh lebih subur dan kembali memperluas daerah sebarannya.

Berdasarkan faktor yang mengubah wilayah habitat tumbuh suatu tumbuhan, daerah relik dapat dibedakan menjadi :

  1. Relik formasi, yaitu daerah relik yang menempati daerah terbatas di dalam batas-batas lingkungan suatu komunitas (formasi) akibat dari perubahan yang cukup besar pada komposisinya. Contoh pada jalur-jalur pohon yang tersisa pada areal lahan rumput yang luas
  2. Relik geomorfologi, yaitu daerah relik yang di dalamnya terdapat tumbuhan yang memiliki habitat dengan kondisi ekologi tertentu, namun karena suatu perubahan edafik tertentu sehingga kondisi habitat berubah namun perubahan kondisi tersebut tidak berpengaruh dan sebaliknya tumbuhan tersebut dapat tumbuh pada kondisi baru. Contoh pada tumbuhan-tumbuhan laut yang menghuni danau-danau air tawar.
  3. Relik iklim, yaitu daerah relik yang timbul karena perubahan iklim di sekitarnya yang mengakibatkan kondisi tumbuh tumbuhan tidak terpenuhi dan punah namun pada saat sebelum perubahan iklim terjadi tumbuhan tersebut tumbuh subur pada daerah sekitarnya. Contohnya perubahan daerah tumbuh pada jenis tumbuhan mesoterm yang ditemukan pada daerah boreal yang telah menjadi lebih sejuk.
  4. Relik antropogen, yaitu daerah relik yang muncul akibat dari berkurangnya daerah agihannya secara drastis akibat dari kegiatan manusia.
  5. Relik budidaya, yaitu daerah relik yang terjadi akibat daerah sebaran tumbuhannya dikurangi dikarenakan nilai ekonimisnya yang rendah sehingga hanya tersisa pada lingkup yang kecil saja.

Daerah Agihan Jenis Vakariad

Merupakan daerah agihan dengan takson-takson tumbuhan yang berkerabat dekat yang berasal dari nenek moyang yang sama dan cenderung sama-sama bersifat ekslusif dan menempati daerah yang terpisah-pisah (tanpa campur tangan manusia).

Jenis tumbuhan vakariad sendiri merupakan jenis tanaman yang memiliki asal nenek moyang yang sama secara genetik dan jenis kekerabatan yang dekat. Daerah vakariad ini memiliki jenis tumbuhan yang berkerabat dekat dengan wilayah tumbuh yang tidak dalam satu wilayah yang sama namun juga tidak terlalu jauh, tetapi terpisah oleh suatu wilayah pembatas yang masih bertetangga dengan wilayah tumbuhan pertama.

© Pixabay

Terdapat dua jenis tumbuhan vakariad; yang pertama merupakan jenis vakariad yang sungguh berasal dari nenek moyang yang sama dan memiliki kedekatan secara genetik, dan yang kedua merupakan jenis vakariad semu dimana kedekatan berasal bukan dari kedekatan genetik melainkan dari proses adaptasi yang mirip melalui hasil “evolusi konvergen”. Jenis daerah tumbuhan vakariad asli dapat dibagi berdasarkan cara atau tipe terpisahnya satu sama lain, yaitu secara: 

  1. horizontal (geografik), contoh pada persebaran berbagai ras tumbuhan paku garuda (Pteridium aquilanum) yang menghuni bagian bumi yang berbeda, 
  2. altitudinal (fisiografik), contoh pada tumbuhan Myosotis sylvatica dan Myosotis alpestris yang mendiami daerah dengan ketinggian yang berbeda dimana satu pada dataran rendah sedangkan satu lainnya pada dataran tinggi,
  3. habitat (ekologik), contoh pada tumbuhan yang hidup pada daerah dengan persediaan air yang berbeda yaitu Scirpus lacustris dan Scirpus montanii yang hidup di daerah rawa-rawa dan air asin dan, 
  4. musiman (menunjukkan diformisme musiman).

Daerah Agihan Endemik

Daerah agihan endemik adalah daerah agihan yang didalamnya terdapat suatu jenis tumbuhan atau takson lain yang dalam agihannya terbatas kepada satu wilayah atau habitat alami tunggal, yang sejarah atau kondisinya dapat dibedakan dari jenis-jenis tumbuhan lain.

Berbeda dengan daerah agihan yang diskontinu, yang tumbuhannya terpencar-pencar sangat jauh atau poliendemik, tipe daerah endemik ini terdapat pada suatu daerah yang terbatas, tidak meluas keluar pada suatu daerah, atau pada suatu pulau, atau pada suatu jalur tertentu. Biasanya daerah ini dapat ditemukan di pulau-pulau atau gunung-gunung yang memiliki keadaan khas.

© Pixabay

Beberapa jenis endemik dijumpai pada daerah yang memiliki wilayah yang sempit seperti pulau terpencil atau pada puncak gunung tertentu. Tempat tumbuh yang terbatas ini biasanya disebabkan oleh :

  1. Merupakan jenis yang baru muncul, sehingga persebaran jenis tumbuhan ini belum terjadi,
  2. Merupakan jenis yang cukup tua (purba), sehingga mengalami penciutan wilayah hidup atau bahkan merupakan “sisa jenis terakhir” yang masih mampu bertahan,
  3. Memiliki syarat kondisi hidup dan habitat yang sangat tinggi atau khusus, sehingga persebaran terbatas hanya pada lokasi yang memenuhi syarat hidupnya, dan
  4. Dikarenakan tidak adanya kemungkina untuk mengadakan ekspansi atau perluasan habitat karena adanya rintangan fisiko-geografi (seperti terbatasi tebing yang membentuk kubah).

Terdapat beberapa kasus yang mirip namun berbeda, dimana terdapat ke khas-an suatu jenis tumbuhan yang mendiami lokasi tertentu namun ternyata merupakan sebuah jenis tumbuhan mutan dan memiliki kemungkinan bertahan yang kecil, kasus ini dinamakan endemik semu.

Daerah Agihan Politopi

Daerah agihan politopi merupakan daerah agihan diskontinu yang memiliki daerah-daerah agihan yang terpisah sangat jauh. Dimana jenis-jenis tumbuhan atau takson lain yang sama hidup di daerah-daerah yang terpisah cukup jauh dan dinaman endemik politopi atau poliendemik.

Teori yang berkembang tentang sebaran politopi ini berasal dari perluasan wilayah atau pemencaran jarak jauh suatu jenis nenek moyang tumbuhan atau takson lain tertentu yang dalam perjalanannya generasi dibawahnya memiliki cakupan sebaran yang luas dan kemudian mendapat perpotongan pada beberapa wilayah sebaran penghubung dengan pusat pemencaran karena peristiwa tertentu yang lambat laun titik perpotongan semakin melebar.

Oleh karena itu daerah sebaran dan pusat sebaran kemudian terpisah dalam jarak yang cukup jauh namun pada awalnya merupakan daerah agihan yang kontinu.

© Pixabay

Penyebab terjadinya daerah agihan jenis tumbuhan atau anak jenis tumbuhan biasanya terjadi terutama karena adanya migrasi dan hambatan fisiko-geografi, dimana jenis tumbuhan induk dalam persebarannya terkadang mengalami kendala iklim dan/atau tanah dalam habitat baru yang jenis tumbuhan tersebut belum terbiasa. Dalam perjalanannya daerah baru tersebut dapat mengalami modifikasi daerah menjadi daerah agihan yang baru , namun dalam keadaan perubahan yang drastis dapat pula terjadi evolusi jenis tumbuhan baru di tempat tersebut.

Adapun beberapa kasus lain persebaran daerah agihan ini dapat terpicu oleh bencana alam dan pengaruh batasan fisik seperti gurun, laut dan sebagainya. Dari beberapa penyebab permulaan ini, lebih lanjut migrasi atau sebaran ini kemudian akan membentuk sebaran daerah agihan yang ada pada saat ini. 

Tertarik pada literatur tentang Biologi, sejarah peradaban kuno dan pop culture Jepang

Posting Komentar

-->